Rabu, 06 Maret 2013

BUPATI ORANG TIONGHOA


Di tahun 2005 seorang etnis Tionghoa bernama Ahok terpilih menjadi bupati di Belitung Timur dengan perolehan suara 37 %.  Ir. Basuki Tjahaja Purnama MM bernama asli Zhong Wan Xie lahir di Manggar pada tanggal 29 Juni 1966. Kemudian si Ahok itu mencalonkan diri pada Pemilukada DKI Jakarta (2012), berpasangan dengan Jokowi. Pasangan Jokowi – A Hok memenangkan putaran pertama meninggalkan empat pasangan lainnya.

Sejak Presiden Sukarno sudah ada beberapa menteri orang Cina. Di-era Suharto, Bob Hasan yang bernama asli The Kian Seng diangkat menjadi Menteri walaupun hanya menjabat selama dua bulan.Kemudian di-era reformasi ada menteri yang bernama Kwik Kian Gie yang dikenal sangat idealis, berbeda dengan Bob yang koruptor besar.

Maksudnya, tidak ada yang patut diherankan kalau ada pejabat dari etnis Tionghoa.
Tapi untuk jabatan Bupati, tentu  memiliki kekhususan tersendiri, dibandingkan
dengan jabatan menteri dan jabatan lainnya, sebab  seorang bupat dipilih langsung oleh rakyat,  bersentuhan langsung dengan rakyat.,

Itu sebabnya banyak komentar dengan terpilihnya Ahok sebagai Bupati.

Ada yang bilang bahwa A Hok bupati pertama dari etnis Tionghoa setelah zaman Mataram.
Ada juga yang memberi komentar  dengan nada pesimis, posisi orang Tionghoa itu berat di pemerintahan, “sana sini kenak”atau dengan kata lain “serba salah”.

Selama menjadi bupati, Ahok selalu membuka lebar kaca jendela mobil dinas Nissan Terano-nya. Ia tak segan menyapa setiap orang yang kebetulan berpapasan, entah itu pribumi, Tionghoa, Kristen, Islam, Konghucu, Budhis diperlakukan setara dan penuh hormat.

Menurut Ahok, dia tidak pernah menggratiskan pendidikan dan kesehatan. Pola "gratis-gratisan" tidak sehat menurut Ahok

Di bawah kepimpinan Ahok pula, belasan siswa berprestasi dapat dikirim kuliah ke Jakarta lewat program bea-siswa. Setiap siswa di subsidi Rp 1 juta perbulan.

Program jaminan pendidikan dan kesehatan dilaksanakan Ahok dengan menerapkan jurus dagang. Ia berhaslil meyakinkan PT. Askes, sehingga  dalam urusan premi kesehatan rakyat Beltim. Pemda hanya membayar separoh dari harga normal untuk menopang biaya asuransi kesehatan 50 ribu penduduk Beltim.

“Bupati memang harus tidak korupsi dan menggunakan anggaran negara untuk masyarakat. Jangan dikorup kayak bupati-bupati lain.” Demikian salah satu komentar warga masyarakat di Belitung

Sebelum Ahok, tidak ada bupati yang memotong biaya  perjalanan dinas dari Rp. 1 milyar per tahun menjadi seperlimanya. "Gila, hebat amat" kata seorang  wartawan Sinar Harapan. "Seandainya setengah dari 400 kepala daerah tingkat 2 seperti Ahok, beres negara ini", lanjutnya lagi.
Menurut para pegawai negeri Belitung Timur, Ahok sangat keras menerapkan disiplin. Mereka yang ketahuan "kongkow" pada jam kerja  langsung mendapat sangsi, ditahan kenaikan pangkatnya.

Di sisi lain, Ahok memberi honor untuk para ketua RT Rp 300 ribu, Ketua Dusun Rp. 640 ribu, dan Kepala Desa Rp. 2 juta per bulan. "ternyata cukup ya anggaran negara
kalau tidak dikorupsi oleh bupatinya", celoteh Asri dari Komnas HAM.

Keberpihakan dan prestasi Ahok selama menjabat bupati dihargai oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara sebagai pejabat Negara anti korupsi.

Oleh majalah TEMPO, Ahok terpilih sebagai 1 di antara 10 tokoh yang mampu mengubah Indonesia.

Ternyata banyak mutiara terpendam di negeri ini. Khusus kontek lokal (Sulawesi Tengah)),yang akan menjadi Gubernur, Walikota, Bupati,  harus bisa digali, dicari tanpa kita tersekat dalam batas-batas pemahaman sempit, seperti kebangsawanan, etnis, gelar akademis. Boleh Bugis, boleh Jawa, boleh Tionghoa, boleh SI, boleh S2, boleh S3, boleh bangsawan, boleh non bangsawan.  Mantan preman pun boleh. Yang penting memiliki  moral kerakyatan , komitmen dan niat tulus pengabdian pada kemanusiaan yang universal. ***

*Disari dari berbagai sumber
*Tulisan ini pernah dipublikasikan (catatan pinggir) di Metro Tolis (2007). Dipublikasikan lagi di fb dengan perubahan seperlunya.

oleh Usman Hasan pada 27 Agustus 2012 pukul 22:54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar