Jumat, 08 Maret 2013

Senjata Makan Tuan


Sebuah kisah pada zaman dahulu kala. Ada seseorang yang sangat membenci sesama rekan pejabat sehingga dia berpikir keras bagaimana memfitnahnya dihadapan raja. 
Menteri yang hasud itu menghadap raja.

“Ampun Tuanku. Itu si pejabat A mengatakan bahwa mulut Tuanku berbau busuk.”

“Masak ? Kurangajar ! ” Raja sangat murka setelah menerima laporan pembantunya.
Kata raja lagi, ‘tapi, bagamana saudara bisa meyakinkan saya”

“Begini  Tuanku. Nanti hamba suruh menghadap pejabat itu dihadapan Tuanku. Kalau dia menutup hidung, berarti apa yang hamba katakan itu benar adanya. Kata pejabat yang hasud itu.

Rajanya pun menyetujui

Sebelum disuruh menghadap raja, dia  mengundang pejabat itu  kerumahnya. Sengaja tamunya itu dihidangkan masakan yang lezat yang dibumbui banyak bawang putih.

Selesai makan, maka disampaikan undangan raja.

Raja menerima pejabatnya dengan sikap biasa. Tidak menunjukan kemarahan. Pejabat itu dipersilahkan duduk.
Si pejabat berusaha menutup mulut dengan sapu tangan, maksusnya khawatir bau bawang putih dari mulutnya mengganggu penciuman raja.

Pikir raja, berarti betul apa yang dikatakan oleh pembantunya.
Raja pun membuat surat kemudian dimasukan dalam amplop dengan pesan untuk diberikan kepada seseorang diluar kota.

Ini surat saudara sampaikan kepada orang sesuai dengan alamat di sampul depan amplop ini. Saudara akan menerima hadiah yang besar karena pengabdianmu buat negara

Ditengah perjalanan dia ketemu dengan pejabat hasud.

“Saudara mau kemana. Bagaimana pertemuan dengan raja tadi ? “

“Saya disuruh menemui orang sesuai dengan alamat di sampul surat ini. kata raja ada hadiah besar untuk saya .”
“Biar saya yang akan menyampaikan surat ini. Nanti hadiahnya kita bagi-bagi.” Kata pejabat hasud

” Boleh saja.” katanya sambil menyerahkan amplop surat itu

‘ Kamu bersiap-siap, sebab raja memerintahkan agar saya mengekskusimu.”

“Waduh. Ini surat hanya dititip. Saya hanya mengantar saja. Kalau ndak percaya, persilahkan tanya raja”

"‘Tidak. Perintah raja tidak boleh ditunda sedetikpun. ” Algojo raja segera menangkap , mengikatnya dan menyeret ke tiang gantungan.***


oleh Usman Hasan pada 31 Agustus 2012 pukul 12:09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar