oleh Usman Hasan pada 10 September 2012 pukul 23:49
Mahasiswa selalu memposisikan diri berada di pihak rakyat dalam berbagai persoalan yang membelitnya.Hampir tidak pernah dan janggal kedengarann kalau ada mahasiswa memposisikan diri pro status quo.Sejak zaman pergerakan, zaman orde baru,sampai zaman reformasi sekarang ini, mahasiswa tetap berada di pihak rakyat yang lemah.Bukan saja di indonesia, tapi India, China, Korea Selatan dan berbagai sudut dunia lainnya , mahasiswa pasti adalah pejuang dan pembela rakyat
Tradisi alamiah yang melekat dalam tubuh mahasiswa yang menyebabkan Adam Malik resah. Turun dari pesawat usai menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua Dewan Keamanan PBB, i Adam Malik mengelurakan pernyataan , " mahasiswa jangan tiarap"
Bagai terjaga dari tidur, mahasiswa saat itu bangkit , semangatnya kembali bergelora setelah dibangunkan melalui kata-kata tajam penuh sindiran dari Adam Malik
Tentu perjuangan mahasiswa sekarang ini disesuaikan dengan kontek kekinian. Mahasiswa tidak lagi menghadapi rezim totaliter, . Tidak lagi menentang Dwi Fungsi ABRI yang sudah dihapuskan.Justru kita menghadapi rezim yang demokratis, hak berbicara dan mengutarakan pendapat sangat leluasa
Dalam kondisi seperti sekarang ini, seharusnya mahasiswa tetap kritis. Banyak pertanyaan yang pantas diajukan. Mengapa demokrasi telah dijalankan tapi kesejahteraan justru semakin jauh.Mengapa ada banyak lembaga penegak hukum justru korupsi semakin merajalela.Mengapa rakyat mendapatkan pemimpin yang bermoral kerakyatan rendah sementara telah dilakukan pemilihan langsung.Mengapa APBN dan ABPD justru hanya mengakomodir kepentingan publik dibawah 50 %. Mengapa dimana-mana terjadi gizi buruk (kelaparan). Mengapa kekayaan alam kita yang kaya justru hanya dinikmati oleh segelintir anak bangsa dan pihak asing. Dan masih banyak deretan pertanyaan lain.
Wah, itu kan ada yang mengurus. Mahasiswa urusannya adalah masuk kampus dan belajar. Mungkin seperti itu mahasiswa berkilah.Kalau benar demikian, artinya mahasiswa telah berhasil dimoderasi oleh kekuatan status quo yang menginginkan mahasiswa jauh dari masalah nyata rakyat demi keleluasaan menjalankan kepentingan sempit mereka.
Kalau Adam Malik sosok idealis dapat bangun dari kubur, maka dia akan menghardik mahasiswa sekarang dengan kata-kata pedas seperti pada tahun 80-an , " mahasiswa jangan tiarap"***
Mahasiswa selalu memposisikan diri berada di pihak rakyat dalam berbagai persoalan yang membelitnya.Hampir tidak pernah dan janggal kedengarann kalau ada mahasiswa memposisikan diri pro status quo.Sejak zaman pergerakan, zaman orde baru,sampai zaman reformasi sekarang ini, mahasiswa tetap berada di pihak rakyat yang lemah.Bukan saja di indonesia, tapi India, China, Korea Selatan dan berbagai sudut dunia lainnya , mahasiswa pasti adalah pejuang dan pembela rakyat
Tradisi alamiah yang melekat dalam tubuh mahasiswa yang menyebabkan Adam Malik resah. Turun dari pesawat usai menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua Dewan Keamanan PBB, i Adam Malik mengelurakan pernyataan , " mahasiswa jangan tiarap"
Bagai terjaga dari tidur, mahasiswa saat itu bangkit , semangatnya kembali bergelora setelah dibangunkan melalui kata-kata tajam penuh sindiran dari Adam Malik
Tentu perjuangan mahasiswa sekarang ini disesuaikan dengan kontek kekinian. Mahasiswa tidak lagi menghadapi rezim totaliter, . Tidak lagi menentang Dwi Fungsi ABRI yang sudah dihapuskan.Justru kita menghadapi rezim yang demokratis, hak berbicara dan mengutarakan pendapat sangat leluasa
Dalam kondisi seperti sekarang ini, seharusnya mahasiswa tetap kritis. Banyak pertanyaan yang pantas diajukan. Mengapa demokrasi telah dijalankan tapi kesejahteraan justru semakin jauh.Mengapa ada banyak lembaga penegak hukum justru korupsi semakin merajalela.Mengapa rakyat mendapatkan pemimpin yang bermoral kerakyatan rendah sementara telah dilakukan pemilihan langsung.Mengapa APBN dan ABPD justru hanya mengakomodir kepentingan publik dibawah 50 %. Mengapa dimana-mana terjadi gizi buruk (kelaparan). Mengapa kekayaan alam kita yang kaya justru hanya dinikmati oleh segelintir anak bangsa dan pihak asing. Dan masih banyak deretan pertanyaan lain.
Wah, itu kan ada yang mengurus. Mahasiswa urusannya adalah masuk kampus dan belajar. Mungkin seperti itu mahasiswa berkilah.Kalau benar demikian, artinya mahasiswa telah berhasil dimoderasi oleh kekuatan status quo yang menginginkan mahasiswa jauh dari masalah nyata rakyat demi keleluasaan menjalankan kepentingan sempit mereka.
Kalau Adam Malik sosok idealis dapat bangun dari kubur, maka dia akan menghardik mahasiswa sekarang dengan kata-kata pedas seperti pada tahun 80-an , " mahasiswa jangan tiarap"***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar