Senin, 04 Maret 2013

BANTUAN HEWAN PENYAKITAN


Di negeri Kelabu pemerintah sangat memikirkan kehidupan masyarakat, utamanya mereka yang  berdiam  di pedesaan.
Ada bantuan ayam,itik,kambing dan yang  paling besar dan mahal adalah sapi.Walau sudah puluhan tahun  bantuan  diberikan,tapi tetap saja negeri Kelabu mengalami kekurangan  hewan,utamanya ketika tiba perayaan hari keagamaan,pasti mengimpor dari negeri tetangga.Entah apa sebabnya,masyarakat awam tidak begitu paham.

Mahasiswa yang  peduli terhadap problem sosial masyarakat turun melakukan penelitian dan ditemukan  banyak masalah

Pertama, bantuan hewan diserahkan kepada pihak ketiga.Ternyata pihak ketiga mengadakan sapi anak, bukan sapi induk seperti tertuang dalam kontrak.Selain itu,sebahagian sapi tidak berumur panjang,sebab yang diadakan adalah sapi  penyakitan.Kalau pengadaan ayam,sesuai dengan kontrak yang harus diadakan adalah ayam Bangkok dan ayam Kediri,ternyata hanya ayam lokal,itu pun tidak terjamin ayam sehat. Yang dibeli ayam sudah ada bibit penyakit,sebab ayam dalam kondisi mengidap penyakit akan lebih murah.Tak heran, baru seminggu disalurkan kepada masyarakat, sebahagian besar ayam bantuan sudah  mat.

Kedua, pihak instansi yang menangani pengadaan ternak mementingakan pertanggungjawaban secara admnistratif. Pokoknya ketika sudah sesuai jumlahnya,sudah berada di tempat,sudah dibubuhkan tanda tangan,maka sudah dianggap urusan selesai. Tidak ada evaluasi,tidak ada perhitungan secara detail sampai analisa jangka waktu sekian tahun kedepan,apakah berhasil atau gagal

Ketiga, yang masuk kelompok  penerima bantuan ternak hanya mereka yang dipilih oleh pejabat peternakan dan ketua kelompok. Ada tukang ojek masuk kelompok penerimai sapi,ada penjual keliling masuk kelompok penerima  kambing, ada pejabat, sepupu,ipar dan mertua masuk kelompok tani sapi.

29 Juni 2011 pukul 21:36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar