Rabu, 06 Maret 2013
Sapu Tangan
Kain ukuran sekitar 20 x 20 Cm itu disebut sapu tangan. Boleh dipilih sesuai dengan keinginan. Ada yang terbuat dari kain berkwalitas tinggi, ada pula yang terbuat dari kain katun.
Kegunaan sapu tangan itu banyak. Dalam cerita percintaan yang dikarang oleh penulis zaman dahulu, sapu tangan sebagai benda pemberian seseorang kepada sang kekasih. Seseorang yang terbawa perasaan rindu teramat sangat akan mengambil sapu tangan pemberian kekasihnya, dibelai, dicium seolah-olah mencium kekasih tercinta.
Sapu tangan digunakan sebagai lap.Juga dapat dipakai sebagai penutup hidung ketika menghadapi debu yang bertebaran. Dipakai juga untuk mengeringkan keringat yang bercucuran.
Ada kegunaan lain yang jarang diketahui orang, melainkan hanya oleh orang tertentu saja yang teliti dan rajin mengamati dan tentu oleh penggunanya.
Maksudnya, si pengguna sapu tangan adalah tukang jual obat kaki lima.
Coba anda perhatikan. Tukang jual obat selalu memegang sapu tangan.
Apa hubungannya antara tukang jual obat dan sapu tangan.Memiliki keterkaitan erat atau dengan kata lain, penjual obat tidak bisa dipisahkan dengan sapu tangan.
Apa sebabnya antara sapu tangan dan penjual obat tak dapat dipisahkan? Mungkin itu pertanyaannya ? Jawabannya begini : Obat yang dijual sekalipun hanya terdiri dari minyak kelapa dicampur pewarna tertentu, tapi dikatakan pula obat mujarab dari pedalaman Sumatra.Kayu dan ramuan yang diambil dari sembarang tempat, dikatkan pula obat kuat Pasak Bumi dari Kalimantan. Vitamin yang dibeli seharga seribu rupiah di apotik, dikatakan pula sebagai obat paten dari daratan China.
Kemudian, sudah menjadi sesuatu yang alamiah, orang yang berbohong, kadang dapat diketahui dari wajahnya. Kalau bohong sudah keterlanjuran, kadang tak dapat ditahan akan muncul ketawa kecil. Nah, dalam keperluan itu lah seorang tukang jual obat selalu menyediakan sapu tangan ketika mengkampanyekan obatnya. Patut dijaga jangan sampai sudah kelewatan berbohong sehingga tak tahan menahan ketawa, maka sapu tangan dipergunakan sebagai penutup wajah dengan berpura-pura bersin.
Ada sebuah cerita, seorang penjual obat penyubur rambut. Banyak photo tokoh-tokoh dunia yang dijejerkan diatas tikar. Tentu tokoh dunia yang berambut lebat, bukan tokoh dunia seperti Kruscove, Sukarno yang berambut botak.
Demi meyakinkan orang, sang tukang jual obat juga memakai kumis dan jenggot palsu.
Tak disangka terjadi musibah kecil, si tukang jual obat lupa kalau dia memakai kumis dan jenggot palsu. Dia mengeluarkan sapu tangan menyapu keringat yang bercucuran diwajahnya sehingga kumis dan jenggotnya copot.
Orang pada menyorakinya. Tapi, tukang jual obat tak kehilangan akal. Katanya lagi, begini saudara-saudara. Saya tak jadi menjual obat penyubur rambut, mungkin saudara tidak percaya lagi karena saya sendiri tidak memiliki kumis dan jenggot tebal. Sekarang saya mau menawarkan Madu Dayak Asli. Untuk lebih meyakinkan, dia mengeluarkan parang mandau dari tasnya
Tak ada berminat membeli, malahan orang tambah menyorakinya, tapi tetap dia tak berputus asa.
“Percayakah saudara-saudara kalau saya mengatakan bahwa saya memerlukan sedikit uang ongkos pulang dan pembeli nasi pelapis perut.” Kemudian dia mengeluarkan beberapa botol kecil dari tasnya. " Ini minyak kayu putih, Tidak perlu lagi saya membumbui dengan propoganda. Semua orang pasti mengenal minyak kayu putih
Orang pun iba hati dan percaya. Beberapa orang membeli jualannya. Sebahagian orang membeli hanya karena dorongan kasihan.
Tapi dasar tukang jual obat. Dia pun masih melanjutkan, “ saudara-saudara. Saya dan banyak penjual obat memang benar sering berbohong, tapi kami berbohong hanya karena sepiring nasi, sekedar menyambung hidup. Tapi itu .” Dia menunjuk ke arah sebuah baliho. “ mereka itu, kalau berbohong bukan karena sepiring nasi, tapi demi ketenaran diri, kekayaan duniawi dan nafsu kekuasaan yang dibungkus jargon kerakyatan.”
Waduh, dasar tukang jual obat. Dalam ketersudutannya, tetap tak mau kalah, masih saja tak kehabisan bahan omongan.***
oleh Usman Hasan pada 29 Agustus 2012 pukul 23:42 ·
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar