Semua negara memiliki lembaga pemasyarakatan. Termasuk negeri Kelabu, tapi namanya bukan lembaga pemasyarakatan, tapi Kediaman Gratis.
Di Kediaman disediakan ruang dan loket khusus bagi siapa yang hendak menyalurkan aspirasinya. Misalnya, hendak mengunjungi keluarga diluar tahanan dibolehkan bagi mereka yang telah menjalani separoh dari hukuman, tapi harus ada fulusnya, berapa uang pelicinnya, tergantung negosiasi. Yang ingin berjudi, disediakan tempat khusus, ditempat itu disediakan meja, kursi, kartu remi, minuman ringan. Ada karyawan yang direkrut dari penghuni Kediaman, dia yang memungut pajak judi sekaligus menyediakan makanan dan minuman ringan.
Yang ketergantungan minuman keras, disediakan juga ruangan tempat minum dengan syarat tidak boleh buat kerusuhan dengan alasan sudah mabuk. Yang melanggar akan direndam di bak mandi. Yang sholeh, disediakan, masjid, gereja. Disitu ada penceramahnya, ada pendeta yang didatangkan dari luar Kediaman. Yang hobi musik, hobi berjoget ria, juga disediakan ruangan dengan perlengkapan orkes. Yang hobi olah raga juga disediakan lapangan bulu tangkis, tenis meja, bola voley. Yang hobi membaca, disediakan perpustakaan lengkap dengan internet. Yang senang dengan loter buntut alias kupon putih pun disediakan. Saking serba ada, serba lengkap, sehingga ada penghuni Kediaman yang sudah habis masa tahanannya, ternyata menolak dibebaskan.
Alasannya, dia sudah kerasan, sudah enak hidup di Kediaman, karena sudah lumayan penghasilaan. Apalagi dia ada keahlian membuat cetakan kode buntut yang dijual kepada penghuni Kediaman, dia boleh masuk keluar Kediaman pergi memasang kupon putih dan kalau ada yang beruntung nomornya tembus, pasti dia diberikan persenan. Bahkan dia bisa keliling kota disuruh membeli minuman keras, kadang-kadang disuruh juga membeli narkoba, pokoknya dia sudah hapal jaringan minuman keras dan narkoba. Alasan lain, dia ragu apa orang di kampungnya mau menerima dia yang pernah membunuh satu keluarga. Alasan lain lagi, keluarganya jauh diseberang lautan, dia sendiri sudah putus kontak sejak ditahan.
Tapi, jangan sangka semuanya gratis. Namanya saja kediaman gratis, tapi penghuni kediaman gratis yang hendak mengikuti kegiatan sesuai dengan hobinya harus mengeluarkan dana sesuai dengan ketentuan yang ada dan semuanya dikelola oleh bagian pengembangan ekonomi. Tepi hebatnya, keuntungan dari pengelolaan usaha itu, setiap tahun ada pembagian kepada Kepala Kediaman, pegawainya dan seluruh tahanan. Ya… lumayan lah, setiap ada yang disoroti sebagai sesuatu yang negatif, ada juga sisi posistifnya. Memang tidak gampang negeri Kelabu, banyak yang aneh-enah, tapi nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar